LARANGAN MARAH
(Penjelasan Hadis Ke 16 Dari 50 / Arbain Nawawi Plus Tambahan Ibnu Rajab / Hadis-Hadis Inti Ajaran Islam)
Oleh: Abdullah Saleh Hadrami
الحديث السادس عشر
عــن أبـي هـريـرة رضي الله عــنـه ، أن رَجُــلاً قـــال للـنـبي صلى الله عـلـيـه وعلى آله وسـلـم : أَوْصِــنِي .
قال :( لاَ تَغْضَبْ ) فَرَدَّدَ مِرَارًا ، قال : ( لاَ تَغْضَبْ) .
رواه البخاري [ رقم : 6116 ].
Dari Abu Hurairah ?Radhiallahu ?Anhu, bahwasanya seseorang berkata kepada Nabi ?Shallallahu ?Alaihi Wa ?Ala Alihi Wa Salam:
?Berilah aku wasiat?.
Nabi ?Shallallahu ?Alaihi Wa ?Ala Alihi Wa Salam bersabda:
?Janganlah engkau marah?.
Orang tersebut mengulangi permintaannya hingga beberapa kali, sedang Nabi ?Shallallahu ?Alaihi Wa ?Ala Alihi Wa Salam bersabda:
?Janganlah engkau marah?.
(HR. Bukhari).
Syarh dan Kandungan Hadis:
1. Seorang muslim hendaklah selalu saling menasehati dan mencari pintu-pintu kebaikan.
2. Adakalanya seseorang perlu mengulang-ulang pembicaraannya sehingga dipahami oleh pendengar dan dirasakan pentingnya.
3. Anjuran untuk selalu melakukan tarbiyah (pembinaan) dengan suri tauladan dan contoh yang baik.
4. Orang-orang shaleh selalu rindu akan surga dan berusaha mencari jalan menuju kepadanya.
5. Disyari?atkan agar seorang muslim meminta taushiah (wasiat) kepada orang yang lebih alim daripadanya.
6. Tidak mengapa mengulang-ulang pertanyaan apabila seseorang beranggapan bahwa jawabannya belum cukup atau beranggapan bahwa yang ditanya belum memahami pertanyaannya atau dia ingin agar lebih jelas lagi.
7. Sikap santun dan menguasai diri adalah jalan kesuksesan dan keridhaan sedangkan marah adalah sumber segala keburukan dan selamat dari sifat pemarah adalah sumber kebaikan.
8. Marah adalah tanda lemahnya seseorang dan santun adalah tanda kuatnya.
9. Seorang muslim yang benar selalu menghiasi dirinya dengan sifat santun dan malu, mengenakan pakaian tawadhu? dan menjadikan manusia cinta kepadanya, tampak atasnya sifat-sifat kegagahan seperti, ketabahan, menahan diri untuk tidak mengganggu dan memaafkan ketika mampu untuk membalas.
10. Hendaklah para da?i memahami psikologi masyarakat sekitarnya dan mengetahui penyakit-penyakit mereka dan obatnya.
11. Apabila marah itu karena Allah maka itu adalah marah yang terpuji, yaitu ketika dilanggar kehormatan-kehormatan Allah.
12. Marah ada dua macam: Terpuji dan tercela.
- Marah yang terpuji adalah marah yang dilakukan karena Allah, bertujuan kebaikan dan memberikan pelajaran, tidak melampaui batas, tidak mengeluarkan kata-kata kotor dan jorok, terkontrol dan bukan melampiaskan emosi dan hawa nafsu dll.
- Marah yang tercela adalah marah yang dilakukan bukan karena Allah, tidak memberikan pelajaran, melampaui batas, mengeluarkan kata-kata kotor dan jorok, tidak terkontrol, bertujuan melampiaskan emosi dan waha nafsu.
13. Diantara penyebab marah adalah: Sombong, saling membanggakan diri, menghina dan mengolok-olok, banyak bercanda, berdebat, ikut campur dalam permasalahan yang tidak ada kepentingannya dan tamak untuk mendapatkan harta dan kedudukan dll.
14. Diantara sarana menanggulangi marah adalah: Berdoa kepada Allah, banyak berdzikir kepada Allah, melatih diri untuk berhias dengan akhlak mulia seperti santun, tegar dan tenang, berusaha untuk menguasai diri apabila dibuat marah oleh orang lain, berlindung kepada Allah dari godaan syaitan terkutuk, merubah keadaannnya ketika sedang marah yaitu hendaklah duduk apabila sebelumnya berdiri dan merebahkan diri apabila sebelumnya duduk, tidak berbicara ketika sedang marah, berwudhu, mengingat-ingat keutamaan orang-orang yang menahan amarahnya dan hendaklah memberikan hak-hak badan secara benar seperti tidur dan istirahat dll.
15. Doa orang yang sedang marah adakalanya dikabulkan apabila bertepatan waktu mustajab, oleh sebab itu orang yang sedang marah dilarang berdoa keburukan untuk dirinya, hartanya atau orang lain.
0 komentar:
Posting Komentar